Ingat Masa Jadi Komandan, Agus Lakukan Ini Dengan Pendukungnya

Hujan yang mengguyur bumi Jakarta tak menyurutkan warga Jakarta Utara untuk menbanjiri Stadion Tugu menghadiri relawan yang menyumbangkan aspirasi  dukungan untuk mas Agus. Seakan tak takut sama air mereka bergembira menyambut kedatangan mas Agus dikawal seperti menyambut Jenderal yang berjasa pada negeri, begitu histerisnya.

Fenomena hujan adalah hambatan bagi orang yang biasa duduk menjajakan dagangannya, menjadi alasan bagi anak SMP untuk tidak pergi sekolah, atau kadang menjadi alasan uzur bagi orang yang hendak pergi sholat Jumat. Tapi, tidak bagi pendukung setia mas Agus-Sylvi, mereka para pendukung rela hujan-hujanan, rela menderita bila sakit akibat kehujanan, atau rela dimarahin Emmaknya bajunya dikotorin.

Mereka para pendukung yang terdiri dari Jaringan Santri Progresif, aliansi pelajar dan santri yang peduli pendidikan dan terus bergerak untuk kemajuan ummat. Relawan Pancasila, yang terdiri dari kaula muda yang serius mempertahankan pancasila sebagai ideologi bangsa. Relawan Wong Kito, terdiri masyarakat sipil buruh yang terus bergerilya menentang kebijakan pemerintah yang tidak pro rakyat. Relawan RT-RW adalah para ketua RW dan RT yang tidak setuju kebijakan-kebijakan dan peraturan Gubernur yang saat ini makin membingungkan. Menurut mereka, para pelayan warga yang sebenarnya itu, harus dituntut melaporkan setiap kegiatan yang berhubungan dengan warganya sebanyak 90 laporan tiap bulannya dan di upload di akun QLUE smartcity-nya Jakarta. Secara logis memang cukup bagus ada dinamisasi teknologi, tapi bagi mereka yang kebanyakan adalah bapak-bapak bahkan ada yang kakek-kakek sekalipun gaptek tidak mau tiap hari 3 kali mencari alasan untuk dilaporkan, apalagi dana operasionalnya tidak sesuai dengan usahanya. Terakhir relawan yang mendeklarasikan adalah Relawan NJ Mania (North Jakarta), supporter sepakbola persitara yang pada 2007 pernah menorehkan rekor muri sebagai supporter atraktif yang datang ke stadion dengan 13 perahu.

Mereka menggetarkan Jakarta Utara di tengah gemuruh hujan deras, gabungan tim relawan tersebut berbagai lapisan masyarakat sudah cukup sebagai satu syarat untuk menjadi punggawa terdepan untuk kemenangan mas Agus. Lapisan masyarakat lho, sudah terwakili oleh meraka. Jaringan Santri Progresif bisa menghimpun seluruh pelajar pemilih pemula, Wong Kito bisa bergerak di masrakat sipil dan buruh, Relawan RT-RW bisa speech by speech ke warganya, Relawan Pancasila dan NJ Mania bisa menghimpun seluruh kekuatan jaringan pemuda. Saya yakin, semangat mereka tidak akan goyah, buktinya hujan mereka lawan.

Namun di satu sisi yang paling fenomenal, atraksi mas Agus melompat ke kerumunan massa pendukung disambut riak semangat kebersamaan, membopong ke atas berjalan ke kerumunan massa seakan kemenangan sudah datang, tapi jangan dilihat dari sisi mas Agus yang lompat diartikan sebagai kekanak-kanakan atau tingkah kepemimpinan yang tidak dewasa, malah inilah cerminan pemimpin yang sesuai konteks.

Mas Agus paham karakter relawannya, mas Agus menjatuhkan tubuhnya ke relawan NJ mania yang merupakan supporter militan persitara, supporter melambangkan kesetiaan, kebersamaan, jiwa dan raganya menjadi sumbangan penuh untuk idolanya. Tidak mungkin mas Agus melompat ke relawan yang dominasi ibu-ibu.

Mas Agus ingin mengatakan bahwa pemimpin tidak boleh ada jarak, pemimpin itu harus selalu dekat dengan yang dipimpin. itulah hubungan emosional afektif mas Agus terhadap pendukungnya, dengan digotong berduyun-duyun ingin memberikan perhatian bahwa pemimpin harus terus menjalin kebersamaan. Bahkan aksi tersebut biasa dilakukan ketika menjadi komandan batalyon bersama prajuritnya.

Menyoroti soal lompat melompat. Dalam ilmu gravitasi, dikombinasikan dengan visiografi. mas Agus sudah yakin dengan apa yang akan dilakukannya. Visioner mas agus mengatakan bahwa dia akan melompat dan dia juga yakin akan ada yang menangkapnya karena sudah tentu ketika dia akan melompat dia akan jatuh kebawah. Nah visioner inilah yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin melakukan sesuatu tanpa ada ragu sedikitpun.

Frachman, Jaringan Santri Progresif
Tag : Opini

Related Post:

0 Komentar untuk "Ingat Masa Jadi Komandan, Agus Lakukan Ini Dengan Pendukungnya"

Back To Top